Sabtu, 21 Februari 2009

Sajak-sajak Irsyad

pulang

entah kemana aku akan pulang
jika rumah yang ingin kutuju
harus menutup pintunya
untuk kudatangi

di sini, aku serupa barisan awan
di mana ia berhenti mengalir
sebab di langit tak ada muara

2009



===





sajak malam

kau mengecup malam
bagitu lembut


seperti ibu mengecup kening
anaknya yang baru lahir
setetes sunyi mengendap
di dinding dan sudut kamar
kau mengecup malam
begitu liar


seperti sepasang burung
sebelum menjatuhkan diri ke tanah
tidurlah. jangan melihatku seperti itu

2009





====




setelah parfum
: nur wafa
1
setelah parfum, apalagi yang memaksaku
menulis semacam sajak
sedang kata di atas daunan
telah memudar
2
aroma tubuhmu kembali menari dalam ingatanku
dilatari musik masa lalu
ada api yang harus dinyalakan
ada rindu yang mesti dipadamkan

2008







====







catatan subuh

selalu ada rindu yang diam-diam
sembunyi di balik rimbunan kata
yang kutulis di batu-batu
karena daunan telah habis memuat
baris demi baris hujan yang kuletakkan
di pintu kamarmu
sebagai pengganti apa yang tak bisa kuucapkan
atau sebagai ucapan selamat pagi:
mengecup keningmu yang basah
ketika matamu menatap cahaya pertama
di belantara subuh

2009





====





ceritakan lagi padaku

ceritakan lagi padaku tentang
suatu malam yang membuatmu resah
atau ceritakan padaku tentang
laut-laut yang ingin kaudatangi
sungguh, aku senang melihat tiga kerutan
di sudut matamu ketika kau tertawa
setelah kau ceritakan kelakuan kita di masa lalu

kini, ketika tiga kerutan itu
menjelma pagi
aku selalu menunggu embun
mengetuk jendela kamarku
meninggalkan namamu yang kutulis
di pagi-pagi lalu
dan akan menghilang ketika
cahaya pertama membias
di atas gelas tehku
2009





====







2009

dua pertanyaan untuk satu nama

ketika angin tak sanggup menggeraikan rambutku
ketika aroma tanah dihujan pertama: nopember
menggeliat seperti wangi subuh
pucuk rumputan hanya sekejap menyimpan embun
sungai tak lagi lengang
cekikik gadis-gadis dan kecipak air
terdengar lagi
sekarang kau di mana,

di rimbun cahaya senja
pertengahan nopember
anak-anak riang bermain dibawa hujan
paruh burung-burung kecil menyulam rumput kering
lalu segera melaksanakan tugas alam
beranak pinak sebanyak yang alam ingin
apakah kau baik-baik saja,

2008

Irsyad, lahir di Malangbong, Garut, 15 Nopember 1989. Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI. Bergiat di ASAS-UPI.

Batam Pos Minggu, 10 Mei 2009

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan beri komentar