Minggu, 07 Maret 2010

MENYOAL BAHASA GAUL

Salahkah menggunakan bahasa gaul? Sebelum menjawab pertanyaan mari kita cermati asal-usul dan penyebab berkembangannya bahasa ini. Bukankah dalam menganalis suatu masalah akan lebih baik jika kita dapat mengidentifikasi terlebih dahulu masalah tersebut. Saya pikir begitu.

Bahasa gaul awalnya campuran antara bahasa etnis Betawi dengan Melayu. Lama-kelaman bahasa ini semakin dinamis karena ibu kota adalah wadah bertemunya beragam etnis. Konsekuensinya, bahasa ini kian kaya dengan serapan dari berbagai bahasa daerah. Tidak hanya itu, kini bahasa ini semakin identik dengan istilah asing dari negeri Britis dan Paman Sam. Oleh karenanya tidak heran kalau bahasa ini kian cepat berkembang.

Hal lain yang juga memengaruhi perkembangan bahasa gaul adalah faktor psikologis pengguna bahasa sendiri. Seseorang yang ingin diakui dalam kehidupan sosial (pergaulan) di masyarakat tertentu, cenderung akan mengikuti pola yang ada pada masyarakat tersebut, tak terkecuali bahasa. Ketika sesorang ingin dikatakan gaul, maka kemungkinan besar ia akan berusaha berprilaku seperti orang yang dianggapnya anak) gaul.

Pada umumnya bahasa gaul dinilai lebih bergengsi di mata masyarakat (umunya remaja) dibandingkan bahasa daerah atau pun bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan bahasa ini pertama kali berkembang di ibu kota. Remaja pada umumnya mengganggap remaja ibu kota memiliki prestise yang lebih tinggi, lebih “keren,”sehingga bahasa mereka pun dianggap lebih bergengsi

Selain itu, perkembangan bahasa ini juga tidak terlepas dari peran media, khususnya media elektronik. Lihat saja tontonan di televisi. Berapa banyak acara yang menyuguhkan penggunaan bahasa yang baku. Meskipun ada, saya pikir itu bukan acara yang menarik bagi kebanyakan remaja, misal “berita.” Kebanyakan tontonan yang digemari remaja menggunakan bahasa gaul, sebut saja, salah satu acara di televisi yang pada pembukan dan penutup acaranya kerap menggunakan istilah asing: ”Hello gays, wallcome to.../ Oke, see you next week and keep away from druge.”

Bahasa adalah hak dari pengguna bahasa itu sendiri. Terserah pengguna bahasa ingin menggunakan bahasa apa. Oleh karenanya, Saya pikir tidak menjadi masalah kalau kita menggunakan bahasa gaul, asalkan kita tidak lupa bagaimana menggunakan bahasa yang baku. Ya, yang penting kita tahu waktu dan tempatnya sajalah, karena bagaimanapun juga bahasa merupakan identitas suatu bangsa!

Related Posts:

  • RekayasaPada penutupan "Bulan Bahasa" kemarin, saya didapuk untuk memberi ceramah tentang bahasa Indonesia di hadapan pelajar sekolah menengah. Saya meminta para pelajar menentukan sendiri tema apa yang akan didiskusikan. "Saya ingin… Read More
  • 'Tancep Kayon'Bagi yang gemar menonton pertunjukan wayang kulit, ada istilah tancep kayon. Arti sebenarnya adalah menancapkan kayon, yaitu wayang yang merupakan simbol gunungan. Makna simbolisnya adalah perpindahan adegan, misalnya, dari k… Read More
  • MENYOAL BAHASA GAULSalahkah menggunakan bahasa gaul? Sebelum menjawab pertanyaan mari kita cermati asal-usul dan penyebab berkembangannya bahasa ini. Bukankah dalam menganalis suatu masalah akan lebih baik jika kita dapat mengidentifikasi terle… Read More
  • Gemuruh CenturyMendadak saya dipanggil Romo Imam ke pedepokannya. Pasti penting. "Saya akan membentuk tim pemantau dan pengawas tim-tim yang memantau dan mengawasi kasus Bank Century. Nanak harus ikut," kata Romo Imam, yang memanggil saya d… Read More
  • KiamatSembilan dari sepuluh orang yang saya wawancarai mengatakan bahwa kiamat itu pasti terjadi. Ini masalah keyakinan. Seorang tak mau menjawab dan menuduh saya mengalihkan perhatian dari isu Bibit dan Chandra, yang kini memasuki… Read More

3 komentar:

  1. JUSTRU DENGAN ADANYA BAHASA GAUL, MEMBUAT BAHASA KITA JADI KAYA AKAN KOSAKATA. WAH, PASTI SITUS TRANSLATE GOOGLE BAKALAN KEBINGUNGAN! HEHE... ^_^

    BalasHapus
  2. salam kenal...blognya bagus...salam kenal

    BalasHapus

Silakan beri komentar