Jumat, 20 Februari 2009

Puisi Zaenal Mutaqin

untuk Heni Fujianti
:Sajak Cintaku

Kuingat dulu, ketika kita sama-sama bertengkar
dan sama-sama benci, ketika
itu pula aku memiliki perasaan ini. Yang bangkit lagi
dalam ¼ gelas kopi bekas temanku,
yang kuminum ini.

Saat ini,dalam malam perenungan ini, aku
terjaga dari tidurku. Meski kantuk terus bergelanyut
dalam kelopak mataku.
Kutulis sajak ini dalam pahit kopi. Dan secangkir daging
mentah.
Yang nantinya kumasak bersama garam hati,
bersamamu, Sayang,

Sayang,
¼ gelas kopi ini mengandung rindu
yang dalam. Menyisakan pahit dalam lidah manis
ini.Yang manis pula
pada saat lidahku bertemu dengan lidahmu
nanti.
Teringatku, pada saatnya nanti. Aku duduk
di Masjid itu membacakan janji hidup bersama. Dan
menyulam rotan cinta bersama
¼ kopi manis bekas lidahmu.

Bandung, 08 Desember 2008


SUDUT HATI DALAM SEGITIGA

Aku hilang redam
Bercampur debu matahari
Jalanan. Pasir, kerikil dan juga sampah
Jalanan.

Hilang,
Sudah. Aku
Coba untuk memahami
Sudut sisi hatimu yang berada di
Hatiku.

Sehingga bau asamku
Tak lagi
Seharum bau kasturi

Deret demi deret
Hati dalam segitiga
Kini mengadu kepadaku
Cuma mengadu. Dan cukup mengadu.

Bandung, Desember 2008

2 komentar:

Silakan beri komentar